Jumat, 18 September 2015

Memori yang Sayang jika Dihapus....

Mungkin ini sudah terlalu lama untuk berbagi cerita. Mungkin juga karena saya terlalu sentimen hari ini sehingga saya merasa kangen. Tapi yang jelas, pengalaman ini merupakan salah satu pengalaman yang tak ternilai buat saya dan buat teman-teman satu tim. Tidak pernah terpikir bahwa saya akan mengikuti Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional (PNMHII). Jika saja momen itu tidak datang, mungkin yang akan saya rasakan sekarang hanyalah penyesalan. 

PNMHII ke-26 diselenggarakan di Universitas Padjajaran, Jatinangor. PNMHII kali ini spesial karena akhirnya acara ini kembali diselenggarakan di tempat kelahirannya, di tanah Sunda. HI Undip mengirimkan sembilan delegasi, terdiri dari saya, Kevin, Joel, kak Singgih, kak Luthfi, kak Duwik, kak Vero, Syahrial, dan Rizal. Kikuk pada awalnya. Saya tidak begitu mengenal mereka dengan baik. Tetapi, mungkin karena sering bertemu untuk persiapan keberangkatan, rasa kikuk itu pun luluh dengan sendirinya, tergantikan dengan rasa antusias untuk segera menapakkan kaki disana. PNMHII bukan hanya sekedar pertemuan tahunan yang diikuti oleh mahasiswa HI se-Indonesia. Ajang ini merupakan salah satu ajang perlombaan bergengsi tingkat nasional dan kami bersembilan memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam mencapai prestasi di PNMHII. Saya memiliki tanggung jawab untuk turut serta di dalam Short Diplomatic Course, salah satu chamber yang melombakan Simulasi Sidang PBB. Bedanya, tahun ini PNMHII XXVI menggunakan format ASEAN Regional Forum sebagai pengganti PBB.

Jika boleh jujur, persiapan yang saya dan teman saya lakukan sangatlah sedikit. Tidak seperti teman-teman dari universitas lain (yang baru saya ketahui ketika bertemu) telah mempersiapkan diri berbulan-bulan sebelum acara ini. Tetapi, saya tidak pernah menyesalkan hal ini karena saya percaya kerja keras tidak akan pernah berkhianat. Saya dan teman saya tetap mengusahakan yang terbaik untuk membuat paper dan mempersiapkan materi sidang.

Hari pertama tidak begitu ada yang spesial. Saya belum mengenal siapapun kecuali dari teman satu tim dan L.O pendamping, Derrick dan Vania. Saya terlalu gugup saat itu membayangkan seperti apa sidang hari pertama akan berjalan. Feeling saya pun benar. Orang-orang yang berada dalam ruangan ini adalah orang yang dapat meyakinkan lawan bicara nya walaupun hanya dengan tatapan mata. Intinya sidang hari pertama benar-benar melelahkan. Hari demi hari, kegiatan PNMHII benar-benar menyenangkan. Terlepas dari lelahnya akibat begadang mengerjakan makalah HAM dalam HI, saya menikmati pengalaman ini.

Banyak sekali hal yang saya dapat dari PNMHII. Bertemu dengan mahasiswa HI seluruh Indonesia, merasakan bahkan memenangkan sidang tersebut merupakan salah satu anugerah yang patut saya syukuri. Alhamdulillah kami mendapatkan juara sebagai Best Position Paper di simulasi sidang tersebut. Dua teman saya yang lainnya juga berhasil menjadi juara dua di Diskusi Ilmiah. Saya benar-benar tidak menyangka karena teman-teman yang lain bukanlah orang-orang yang sembarangan. Pokoknya saya benar-benar speechless.  

Terima kasih ter-khusus untuk teman-teman satu tim, teman-teman yang sudah bersedia untuk menjadi aliansi saya selama sidang (hahaha), juga Derrick dan Vania, LO terkece yang pernah ada karena sampe sekarang pun kita tetap berkomunikasi. Pengalaman ini benar-benar membuat saya senang dan terkesan. Sampai sekarang.


Tim PNMHII ke-26, Jatinangor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar